BAB 1
DASAR DASAR PENDIDIKAN ANAK
Memiliki anak merupakan keinginan fitrah manusia. Semua orang
menghendaki anak yang saleh dan sehat. Untuk itu mestilah ada suatu
pola tertentu agar harapan itu dapat terwujud.
Islam merupakan agama yang sempurna, yang di dalamnya diisyaratkan
semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan anak. Buku ini mengklaim
bahwa para pemimpin islam memberikan tauladan dalam memproses anak
menjadi dewasa dalam kesolehan islam. Hal tersebut diawali dari
persiapan membentuk rumahtangga yang baik, melibatkan masyarakat dalam
pengawasan pendidikan anak, pengaruh genetika, dampak konsumsi orangtua
dan termasuk tatakrama bersebadan.
Islam memberikan motivasi kepada setiap orang untuk melakukan
pernikahan dengan asumsi bahwa pernikahan akan menjamin bertambahnya
rizki dan mendapat pujian Allah. Pernikahan juga diharapkan melahirkan
keturunan yang soleh, yakni generasi yang senantiasa mengabdikan diri
kepada sang Khaliq dan anak soleh, laki- laki maupun perempuan menjadi
permata bagi orangtuanya, baik di dunia maupun di akhirat. Secara
kuantitas, Rasulullah juga memerintahkan untuk mempunyai anak sebanyak
mungkin, dengan tentunya mempertimbangkan kemampuan orangtua
mensolehkannya.
Di samping aspek motivasi, aspek genetic pun perlu sangat
dipertimbangan dalam proses generatif manusia. Hal ini bukan hanya
karena asspek fisik, melainkan pula berpengaruh pada factor hereditas.
Dalam kaitan ini, Rasulullah melarang pernikahan dengan kerabat
biologis yang relative masih dekat.
Untuk mendapatkan anak yang soleh diperlukan proses biologis yang
“soleh pula”. Imam Muhamad Baqir dalam menafsirkan al Qur’an Surat al
Isra ayat 64 mengatakan bahwa “ setan berada di harta yang haram
sehingga setan ikut serta bersama suami saat dia berhubungan dengan
istrinya. Dengan demikian jika sperma berasal dari yang haram, maka
setan berada di dalam sperma laki- laki dan dengan demikian setan ikut
serta”. Dengan alas an tersebut, buku ini menekankan perlunya perhatian
pada aspek makanan yang dikonsumsi orangtua, saat janin dikandung, dan
bahkan dalam proses nifas sang ibu. Perlu ditambahkan pula bahwa ASI
yang diberikan mestilah disarikan dari makanan yang halal dan bergiji (
halalan thoyiban). Terus juga, kehamilan yang suci disinyalir sangat
mempengaruhi karakter anak yang dilahirkan. Kehamilan suci dimaksud di
sini adalah bahwa kehamilan itu mestilah dalam kerangka pernikahan
dengan persebadanan di luar haidl. Bila kehamilan terjadi pada 2
kondisi di atas, maka anaknya kelak dikhawatirkan tidak cukup memiliki
kehormatan dan rasa hormat. Saking pentingnya regeneratif pada tahap
ini, hingga Rasul pun mengajarkan do’a, waktu dan tempat yang
direkomendasikan untuk berhubungan intim suami istri agar memperoleh
keturunan yang dikehendaki.
BAB II
HAK- HAK ANAK
1. Merayakan Hari Kelahiran
Hari tersebut merupakan hari saat Allah memberikan karunia pada sebuah
keluarga dengan seorang bayi. Pada dasarnya, perayaan hari kelahiran
merupakan ungkapan rasa syukur terhadap karunia tersebut, sehingga
ucapan selamat atau walimah untuk mensyukuri karunia tersebut adalah
sesuatu yang dianjurkan
2. Memandikan
Yang dimaksud dengan memandikan di sini bukan sekedar membersihkannya
semata, melainkan mandi menurut aturan syariat, bahkan hal ini
disunnahkan selama tidak membahayakan bagi bayi. Ahli Fikih mewajibkan
orangtuanya untuk memandikan bayi yang baru lahir.
3. Melantunkan Adzan dan Iqomat
Hal ini berdasarkan bahwa untuk pendidikan dan masa depan sang bayi
sekiranya baik jika suara yang pertama didengar bayi adalah “kalimah
thoyibah”.
4. Penyuapan
Sebagian riwayat menganjurkan untuk melakukan penyuapan dengan air
hujan, air hangat, kurma dan madu. Oleh karena itu, jika memungkinkan
hal ini dilakukan dengan mencampur madu dan kurma untuk disuapkan,
untuk pertama kalinya, ke mulut bayi. Hal ini menunjukan peran penting
makanan pertama bagi masa depan anak, seperti halnya melantunkan adzan
di telinga bayi.
5. Memberi Nama yang Baik
Dalam banyak riwayat diterngakan bahwa pemberian nama yang baik bagi
bayi merupakan kebaikan pertama yang dilakukan oleh keluarga. Dalam
pemberian nama ini terdapat beberapa saran yang dianjurkan. Misalnya,
keluarga berhak memberikan nama yang baik bagi anaknya, nama yang baik
adalah nama yang menunjukan penghambaan kepada Allah, nama- nama
terbaik adalah nama- nama para nabi, jika memiliki 4 anak laki- laki
hendaknya diantaranya menggunakan nama MUHAMAD. Nama untuk bayi
hendaknya disiapkan sejak sebelum kelahiran, nama- nama yang memiliki
sifat negative hendaknya dijauhkan dan tidak menggunakan gelar- gelar
kenabian serta sebutan khusu bagi Allah, dll.
6. Mencukur Rambut
Disunnahkan mencukur rambut bayi pada usia tujuh hari, kemudian
rambutnya ditimbang dan diganti dengan emas atau perak untuk
disedekahkan.
7. Aqikah
Aqikah adalah menyembelih binatang berupa kambing ketika anak lahir
untuk dibagikan. Rasulullah bersabda “ Setiap anak bergantung pada
aqikahnya. Oleh karena itu sembelihkan (kambing) baginya pada hari ke
tujuh”.
8. Khitan
Disunnahkan untuk mengkhitan bayi pada hari ke tujuh dan diperbolehkan
menundanya hingga usia sebelum baligh. Ulama sepakat untuk mewajibkan
khitan bagi anak laki- laki, tetapi sebagian ulama mensunnahkan khitan
bagi bayi perempuan.
Bayi dalam masa penyusuan paling kurang memiliki dua hak pentingnya.
Pertama, mendapatkan makanan yang baik. ASI merupakan makanan terbaik
bagi bayi. Tidak ada makanan apapun yang dapat menggantikannya. Al
Quran menjelaskan bahwa bayi hendaknya mendaptkan ASI selama 2 tahun
berturut- turut dari ibunya. Jika ibunya berhalangan untuk menyusuinya,
maka hendaklah ayah sang bayi mencarikan “ibu susu” yang baik dan tepat
untuk bayinya. Kedua, Menghargai perasaan bayi. Seringkali disebutkan
dalam riwayat bahwa Nabi diminta untuk mendoakan bayi dan beliau
menggendongnya. Tiba- tiba bayi tersebut mengompol dan membasahi pakain
nabi. Kontan saja orangtua sang bayi segera mengambil bayi tersebut
tetapi nabi melarangnya. Di samping untuk menghormati orangtuanya, juga
untuk menjaga perasaan sang bayi. Nabi tahu bahwa dengan menyakiti
perasaan sang bayi akan berdampak negative bagi masa depan bayi
tersebut.
Dalam hal menyusui bayi, nabi memberikan penghormatan penting bagi ibu
yang memberikan ASInya secara langsung. Nabi bersabda “ Jika seorang
wanita hamil, dia bagaikan orang berpuasa dan melaksanakan shalat malam
dan bagaikan perjuang yang berjuang di jalan Allah dnegan jiwa dan
hartanya. Saat dia melahirkan, ia mendapat pahala yang kamu tidak
mengetahui karena begitu besarnya. Saat dia menyusui, dia pun
mendapatkan pahala. Dari setiap hisapan sebanding dengan membebaskan
budak keturunan Ismail as. Jika dia selesai menyusui, malaikat menepuk
bahunya dan berkata ‘ mulailah untuk melakukannya lagi, sungguh kau
telah diampuni”.
ASI merupakan makanan utama dan paling baik buat bayi, tidak hanya dari
sisi medis saja, melainkan Rasul pernah bersabda “ Tidak ada air sisi
yang lebih baik bagi bayi selain air susu ibunya”. Proses penyusuan ini
berlangsung selama 2 tahun secara berturut- turut, sesuai dengan firman
Allah dalam surat Al Baqarah ayat 233.
Bila terdapat halangan bagi ibu sang bayi untuk menyusui secara
langsung, maka orangtua bayi harus mencarikan penggantinya dari seorang
perempuan yang sholeh. Ali as pernah berkata “ pilihlah dalam penyusuan
sebagaimana kalian memilih dalam menikah. Sesungguhnya penyusuan dapat
mengubah tabiat”. Muhamad Baqir juga berkata “ Hendaknya kalian memilih
wanita yang bersih dan penyayang. Sesungguhnya air susu mempengaruhi
yang disusui”.
Terdapat beberapa tipe perempuan yang tidak boleh diberikan kepadanya
penyusuan, yakni perempuan yang berkarakter jahat, gila, dan dungu.
Perempuan yang memiliki penyakit menular atau “menurun”, atau perempuan
yang berketurunan buruk. Jadi pilihlah perempuan menyusui yang layak
dan baik bagi sang bayi.
Pengajaran dan Pendidian
Rasulullah pernah berkata “ Belajar di masa kecil bagaikan mengukir di
atas batu, dan belajar di masa dewasa ibarat melukis di atas air”.
“Siapa yang bertanya di masa kecilnya, ia akan bisa menjawab di masa
dewasanya”. “ siapa yang tidak belajar di masa kecilnya, dia tidak akan
maju di masa dewasanya”.
Ali as pernah membuat syair sebagai berikut :
Ajarlah anak- anak mu adab di waktu kecil
Agar kedua mata mu sejuk memandang mereka di waktu besar
Sesungguhnya perumpamaan adab yang kau ajarkan di masa kecil mereka ibarat mengukir di atas batu
Itulah harta benda yang tumbuh berkembang dan takan terusik oleh perubahan jaman
Tanggungjawab pengajaran dan pendidikan anak merupakan tanggungjawab
orangtuanya. Orangtua harus senantiasa membangun situasi lingkungan
dimana anak tersebut dibesarkan menjadi lingkungan yang mendidik, baik
lingkungan keluarga, lingkungan sosial dan sekolah. Adapun hal- hal
penting yang harus diajarkan adalah:
a. Aqidah Islam dan ketauhidan
Rasulullah bersabda “ Siapa yang mengajarkan anak kecil hingga dapat
mengucapkan La ilaha illallah, maka Allah tidak akan menghisabnya”.
“Jika anak kalian telah fasih berbicara, ajarkan padanya La ilaha
illallah. Dengan demikian kalian tidak perlu mengkhawatirkan kapan dia
meninggal. Jika gigi seri mereka telah tanggal dan tumbuh kembali,
perintahkan mereka untuk shalat”.
b. Mencintai nabi dan keluarganya
Rasulullah bersabda “ Ajarkanlah pada anak kalian tiga hal, yaitu
kecintaan pada nabi kalian, kecintaan pada keluarganya, dan membaca al
Quran”.
c. Kewajiban- kewajiban; terutama shalat dan puasa
Imam Muhamad Baqir menjelaskan secara teknis pengajaran ini. “ Kami
memerintahkan anak- anak kami untuk shalat saat mereka lima tahun.
Perintahkanlah anak- anak kalian untuk melaksanakan shalat saat mereka
tujuh tahun. Kami memerintahkan anak- anak kami untuk puasa saat mereka
usia tujuh tahun jika mereka mampu. Jika tidak mampu, setengah hari
atau lebih atau kurang setengah hari. Jika mereka kesulitan untuk
menahan lapar dan haus perintahlah mereka untuk berbuka sehingga mereka
mampu dan terbiasa untuk berpuasa. Sementara kalian, perintahlah anak-
anak kalian saat usia sembilan tahun sebatas kemampuan mereka untuk
berpuasa penuh. Jika mereka tidak kuat menahan rasa lapar dan haus,
perintahkan mereka untuk berbuka”.
d. al Quran
Rasulullah bersabda “ Siapa yang membaca al Quran sebelum dia bermimpi
basah (baligh), sesungguhnya ia telah menerima hikmah di mas kecil”
“ Tidak ada seorang ayah yang mengajarkan anaknya al Quran kecuali
kedua orangtua tersebut kelak dipakaikan mahkota pada hari kiamat
dengan mahkota raja, dan akan dipakaikan dua pakaian yang belum pernah
manusia melihat kedua pakaian seperti itu”.
e. Pengetahuan Agama
Sebelum pengetahuan apapun diajarkan kepada anak, mestilah yang pertama adalah pengetahuan agama
f. Menulis
g. Kesehatan
Rasulullah bersabda “ Segala sesuatu memiliki cara. Adapun cara sehat
di dunia ada empat, yakni sedikit berbicara, sedikit tidur, sedikit
berjalan dan sedikit makan”
“Induk segala obat adalah sedikit makan”
“perut merupakan pusat segala penyakit dan pencegahannya aadalah seluruh pengobatan”
h. Hikmah akhlaq
i. Syair- syair yagn bermanfaat
Untuk mengajarkan hal- hal tersebut di atas, Islam memiliki metode
tersendiri, yakni metode pendidikan berbasis kasih sayang, ketegasan
dan kemuliaan.
Dalam pandangan Islam kasih sayang merupakan landasan pokok dalam
pendidikan. Pada satu sisi, kasih sayang yang berlebihan dilarang oleh
Islam, oleh karenanya diperlukan ketegasn dan ketelitian dalam
mendidik. Sehingga hasilnya anak merasakan kasih sayang itu dan tidak
lepas kendali. Unsur kemuliaan merupakan penggakuan eksistensi anak
didik. Anak- anak yang mendapatkan penghormatan dan meras dirinya
berarti mereka merasakan adanya harga diri, self-esteem.
j. Berenang dan memanah
Rasulullah bersabda “ Ajarkan pada anak- anak kalian berenag dan memanah, karena hal itu dapat mengalahkan musuh”.
Prinsip- Prinsip Metode Pendidikan Islam
1. Penghormatan, persahabatan dan kasih sayang
2. Ketegasan tanpa makian
3. Tauladan
Kesalahan dalam Pendidikan Islam
1. Berlebihan dalam kasih sayang
2. Berlebihan dalam menghukum
3. Mendidik dalam kondisi marah
4. Kekerasan
Pendidikan Seksual
1. Memisahkan tempat tidur anak laki- laki dengan anak perempuan
2. Dilarang melihat aurat anak kecil dan sebaliknya
3. Wanita dilarang menyentuh anak perempuannya
4. Batasan mencium anak laki- laki dan perempuan : Rasul bersabda “
Jika anak perempuan telah berusia enam tahun, jangan kalian menciumnya.
Dan wanita tidak boleh mencium anak laki- laki yang sudah di atas tujuh
tahun”
5. Minta ijin bila mau masuk kamar orangtua
6. Tidak boleh melakukan hubungan suami istri di hadapan anak
Dalam pandangan Islam pendidikan seksual bermakna mempersiapkan
pembentukan perkembangan kecenderungan tersebut sehingga menghasilkan
iffah (terjaga harga diri) dan keselamatan organ reproduksi.
Hal penting lainnya yang patut diperhatikan adalah bahwa persiapan
untuk mencapai tujuan tersebut tidak hanya dilakukan pada anak usia
baligh, tetapi sejak anak dilahirkan. Langkah- langkah untuk mencapai
tujuan tersebut antara lain:
1. Menutup aurat
2. Tidak dicium oleh yang bukan muhrim
3. Tidak bermain- main dengan kelamin anak
4. Memisahkan tempat tidur
5. Hubungan badan orangtua harus tertutup
Pendidikan Akhlaq
Rasulullah bersabda “ Siapa yang mencium anaknya, Allah mencatat
kebaikan bagi dirinya. Siapa yang membuat anak- anak senang, kelak
Allah membuatnya senang di hari kiamat. Siapa yang mengajarkan al Quran
pada anaknya, maka kedua orangtua anak tersebut dipanggil dan dikenakan
pada mereka pakaian yang cahayanya menerangi wajah- wajah penghuni
sorga”.
Hadis terebut memberi pesan bahwa kita senantias harus bersahabat
dengan anak dan menyayangi mereka. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa
Rasulullah mengusap kepala anak-anak saat pembebasan kota Makah. “
Rasulullah saw jika pulang dari bepergian, pertama kali menjumpai
anak-anak dari keluarganya”.
Yang lebih menarik dari Rasulullah dalam memperlakukan anak- anak
adalah Ia senantiasa mengucapkan salam kepada anak- anak yang ia temui
dimana saja. Rasulullah bersabda “ Aku tidak pernah meninggalkan lima
hal sampai aku wafat, yaitu makan bersama budak di lantai, mengendarai
keledai dengan berpelanak kain, minum susu dengan tangan sendiri,
mengenakan pakaian dari wol dan mengucapkan salam kepada anak- anak”.
Di tempat lain Rasulullah menyindir orang- orang yang tidak menunjukan
rasa kasih sayang nya terhadap anak- anak., seperti Berliau lakukan
kepada sekelompok Arab Pedalaman saat mengunjungi Rasulullah. Mereka
berkata “ kami tidak pernah mencium anak- anak kami“. Kemudian
Rasulullah mengomentarinya “ Apa yang dapat aku lakukan jika Allah
telah mencabut kasih sayang dari hati kalian”.
Diantara bentuk kasih sayang terebut adalah dengan berbuat adil kepada
mereka, menepati janji, membuat mereka gembira, mendandani anak- anak,
membolehkan mereka bermain dan beradaptasi dengan perkembangannya. Hal
penting lainnya adalah mendoakan anak- anak agar tetap menjadi hamba
Allah yang sempurna, sehat jasmani dan rohani, diberkahkan dan
diluaskan rizkinya.
BAB III
KEWAJIBAN- KEWAJIBAN ANAK
A. Kewajiban Pribadi Anak
1. Disiplin
Pada saat syakratul maut Ali as berwasiat kepada putranya, Husain as: “
Aku wasiatkan kepada kalian berdua dan seluruh anak-anakku, keluargaku,
dan orang- orang yang mengetahui tulisanku untuk bertaqwa kepada Allah
dan disiplin dalam urusan kalian”.
2. Menjaga kebersihan
Kebersihan merupakan syariat Islam, bagian dari iman dan sangat
dicintai Allah dan RasulNya. Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya Islam
adalah bersih, maka jagalah kebersihan. Ketahuilah bahwa tidak masuk
sorga kecuali orang yang bersih”.
3. Mencucui tangan sebelum dan sesudah makan
Ali as berkata “ Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dapat menambah umur… menguatkan penglihatan”.
4. Menggosok gigi
Rasulullah bersabda “ Bersiwaklah dan jagalag kebersihan- Hendaknya
kalian bersiwak. Karena sesungguhnya bersiwak itu baik- Bersihkan
langit- langit mulut kalian dari sisa makanan dan bersiwaklah.
Janganlah kalian menemuiku dengan kesombongan dan mulut bau”.
5. Mencuci tangan sebelum tidur
Rasulullah mengancam orang yang tidak mencuci tangan sebelum tidur
dengan sabdanya “ Jika salah seorang di antara kalian tidur dan
tangannya berbau lemak lalu tidak mencucinya, kemudian terjadi sesuatu,
maka jangan menyalahkan selain kepada dirinya sendiri”.
6. Memotong kuku
Rasulullah bersabda “ Memotong kuku dapat mencegah penyakit dan melancarkan rezeki”.
B. Kewajiban Anak terhdap Orangtua
1. Berbakti kepada orangtua
2. Berdiri menghormati orangtua
3. Tunduk ketika marah
4. Menghindari kedurhakaan
C. Kewajiban Anak terhadap Gurunya
1. Menghormati
2. Merendahkan suara
3. Menghindari dari merendahkan guru
D. Kewajiban Anak terhadap Kakak dan Temannya
1. Memulai salam
2. Menjaga hak- hak
3. Mencontoh orang yang lebih tua
4. Memenuhi kebutuhan
5. Memuliakan
6. Menolong
7. Kebersamaan
8. Menjaga perasaan cinta
9. Bersikap baik
10. Mengingat kebaikan
11. Memaafkan kesalahan
12. Menghindar dari makian
13. Menghindari gangguan
Tidak ada komentar :
Posting Komentar