Rabu, 09 Oktober 2013

Bedah Kampung Tingkatkan Kesetiakawanan Sosial

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri bedah kampung di Plaju Darat Palembang, Rabu (9/10).

Plaju - Sebanyak 20 ribu unit rumah di seluruh Indonesia akan diperbaiki dalam program bedah kampung. Untuk tahap awal, Pemprov Sumsel medapat bantuan sebanyak 93 rumah yang dibedah yakni di Kelurahan Plaju Darat Palembang.

Menteri Sosial RI Dr Salim Segaf Al Jufri, menargetkan melakukan bedah rumah untuk 2,3 juta rumah tidak layak huni di Indonesia. Namun program ini akan dilakukan secara bertahap.
“Sampai saat ini kita telah melakukan bedah kampung untuk 20.000 unit rumah se Indonesia. Anggaran yang diberikan untuk setiap bedah rumah adalah Rp 10 juta,” ujarnya di sela-sela acara launching bedah rumah di Plaju Darat, kemarin.

Dia mengimbau, kepada masyarakat untuk mengawasi pembangunan rumah yang dibedah dalam program bedah kampung ini. Pasalnya, dana yang digunakan berasal dari APBN.
“Program ini dibuat untuk membantu meringankan masyarakat untuk memiliki rumah layak huni. Selain itu, kita juga ingin menumbuhkan rasa kesetiakawanan karena rumah tersebut dibangun oleh tim Tagana,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel, Apriyadi menerangkan, jumlah rumah yang tidak layak huni di Sumsel masih cukup banyak. Oleh karena itu, sebelum Kemensos melaksanakan program bedah kampung, Pemprov Sumsel telah lebih dulu melaksanakan program bedah rumah yakni pada 2012.

“Tahun ini ada 200 unit rumah yang kita bedah dengan menggunakan dana APBD Provinsi. Setiap rumah dialokasikan anggaran sebesar Rp 15 juta,” paparnya.
Bedah rumah yang berasal dari APBD Provinsi, sambung dia, tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumsel yakni Palembang, Ogan Ilir, Banyuasin dan Banyuasin. “Tahun depan kita akan melakukan bedah rumah untuk 100 rumah lansia,” katanya.

Salah seorang warga yang mendapatkan program bedah kampung ini adalah Suwardi (65) Warga Jalan Talang Pete, Kelurahan Palju Darat, RT 30 RW 05 Tegal Binangun, Kecamatan Plaju.
Dia mengatakan,  rumah yang ditinggalinya saat ini terbuat dari papan dan hanya berukuran 2,5 x 3 meter berlantai tanah. Semenjak orang tuanya meninggal dirinya hidup sendiri dan hingga saat ini belum berkeluarga. Bahkan  untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari, dia bekerja sebagai buruh bangunan.

“Saya sangat bersyukur dibangunkan rumah berukuran 5x4 meter permanen batu persis dibelakang rumahnya,” kata dia.

Suwardi menjelaskan, dia berdomisili di kediaman yang ditempatinya saat ini sejak tahun 1985 yang lalu. Rumah yang dibangun saat ini adalah milik sendiri yang merupakan warisan dari kedua orang tuanya.”Sekitar empat bulan yang lalu saya mendapat kabar dari ketua RW 05 bahwa berdasarkan survei rumah saya akan dibedah. Ternyata benar hari ini saya dibangunkan rumah permanent,” tandasnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar