APBD
Sumsel terus meningkat dalam setiap tahunnya, sejak 2008 sampai 2013
mengalami perkembangan bagus dimana rata-rata tiap tahun meningkat 15
persen hingga 18 persen pertahun. Peningkatan ini merupakan angka yang
cukup signifikan berkatian dengan kreatifnya Pemimipin Provinsi Sumsel,
Alex Noerdin.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Drs Eppy Mirza.
"Peningkatannya sangat pesat kalau dibandingkan dengan daerah lain yang
umumnya hanya meningkat 5 persen, sementara kita mencapai angka 15
hingga 18 persen dalam setiap tahunnya. Awalnya pada 2008, penerimaan
pendapatan daerah prov sumsel APBD-nya sebesar 2,6 Triluin dan sudah
tercapai. Begitupula dengan tahun 2009 juga tercapai angka target
sebesar 2,9 Triliun rupiah,"katanya saat dijumpai di ruang kerjanya,
Jumat (10/5).
Pada
tahun 2010, sambungnya, Sumsel mengalami over target dimana target
seharusnya 3,5triliun rupiah, ternyata meningkat jadi 100,34persen atau
sebesar 3.537.839.451.069,44 rupiah. Begitupula dengan tahun 2011,
dimana targetnya sebesar 4.178.817.046.059,83 dan realiasinya sebesar
4.354.299.787.734,01 yang berarti ini mengalami over target sebesar
100,42 persen.
"Sedangkan
ditahun 2012, mengalami over target sebesar 103,54 persen yaitu dimana
target sebesar 5.505.917.888.321,54 rupiah dan terealisasi sebesar
5.701.059.865.647,15 rupiah. Nah untuk tahun 2013 ini, target APBD
sebesar 5.768.315.049.000 dan sekarang telah melewati triwulan pertama
yang sudah mencapai 1.224.493..696.473 artinya sudah tercapai juga
targetnya atau sekitar 21,23 persen,"imbuhnya.
Hal ini karena apa yang telah dilakukan Pemprov Sumsel terutama Dispenda ini telah tepat sasaran dan tak luput dari perhatian terhadap tupoksi dispenda ini mengingat disini menjadi koordinatornya. Karena dana yang masuk ke sumsel ini masuknya dari sini barulah masuk ke kas daerah yang disalurkan ke bank Sumsel.
"Yang kami tahu bahwa Gubernur Sumsel berusaha menciptakan iklim usaha yang kondisi dengan tidak ada pungli, calo , intinya memberikan pelayanan prima serta memekarkan UPTD Samsat ini, kalau dulu masing-masing ada Satu disetiap kabupaten/Kota dan sekarang ada Empat penambahan yaitu bertambah masing-masing satu UPTD Samsat di Palembang, Bayung lincir, Tugumulyo dan Gumawang,"ungkapnya.
Disinggung mengenai sosok Gubernur, Eppy mengatakan bahwa Alex Noerdin merupakan sosok yang visioner dan cepat tanggap terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang pelik di Sumel ini.
"Sebagai contoh pada saat saya menjadi Kepala Disperindag lalu, pada 2011 Sumsel ini menemui permasalahan soal krisis gula dimana pada waktu itu hanya 60-70persen secara nasional untuk memenuhi kebutuhan gula Indonesia dan timbul masalah pelik dimana nasional tidak bisa memenuhi permintaan dan terkendala peraturan mentri perdagangan yang melarang untuk impor gula dengan alasan memberikan peluang usaha bagi petani gula. Namun saat itu beliau tegas dengan menyuruh saya melapor ke kementrian pusat untuk dibukakan pintu impor sementara, alhasil ide beliau itu diterima kementrian dan dinilai sangat cemerlang, maka dari itu dibukakanlah pintu impor tersebut dan krisis gula di Indonesia teratasi, tidak hanya di Sumsel saja,"bebernya.
Hal ini karena apa yang telah dilakukan Pemprov Sumsel terutama Dispenda ini telah tepat sasaran dan tak luput dari perhatian terhadap tupoksi dispenda ini mengingat disini menjadi koordinatornya. Karena dana yang masuk ke sumsel ini masuknya dari sini barulah masuk ke kas daerah yang disalurkan ke bank Sumsel.
"Yang kami tahu bahwa Gubernur Sumsel berusaha menciptakan iklim usaha yang kondisi dengan tidak ada pungli, calo , intinya memberikan pelayanan prima serta memekarkan UPTD Samsat ini, kalau dulu masing-masing ada Satu disetiap kabupaten/Kota dan sekarang ada Empat penambahan yaitu bertambah masing-masing satu UPTD Samsat di Palembang, Bayung lincir, Tugumulyo dan Gumawang,"ungkapnya.
Disinggung mengenai sosok Gubernur, Eppy mengatakan bahwa Alex Noerdin merupakan sosok yang visioner dan cepat tanggap terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang pelik di Sumel ini.
"Sebagai contoh pada saat saya menjadi Kepala Disperindag lalu, pada 2011 Sumsel ini menemui permasalahan soal krisis gula dimana pada waktu itu hanya 60-70persen secara nasional untuk memenuhi kebutuhan gula Indonesia dan timbul masalah pelik dimana nasional tidak bisa memenuhi permintaan dan terkendala peraturan mentri perdagangan yang melarang untuk impor gula dengan alasan memberikan peluang usaha bagi petani gula. Namun saat itu beliau tegas dengan menyuruh saya melapor ke kementrian pusat untuk dibukakan pintu impor sementara, alhasil ide beliau itu diterima kementrian dan dinilai sangat cemerlang, maka dari itu dibukakanlah pintu impor tersebut dan krisis gula di Indonesia teratasi, tidak hanya di Sumsel saja,"bebernya.
Saya
mengenal baik gubernur Sumsel ini sejak 2008 lalu, sambungnya, beliau
pemimpin yang tegas terutama dalam pengambilan keputusan-keputusan
penting bagi masyarakat Sumsel.
"Yang saya lihat beliau ini di satu
sisi adalah orang birokrat sedangkan disisi lain pemikiran bisnisnya
juga jalan diluar sebagai gubernur bisa sebagai chief executive manager.
Beliau sebagai orang lapangan yang hebat dengan pemikiran bisnis yang
menguntungkan Sumsel, dengan pola ini percepatan pembangunan akan jauh
lebih cepat dari pada mengandalkan APBN dan APBD saja karena menurutnya
APBD akan dikonsntrasikan secara penuh bagi masyarakat Sumsel terutama
bidang pendidkan, kesehatan dan pembangunan yang penuh dengan strategi
hebat,"tutupnya. (Belly)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar